Manusia
dan Tanggung jawab
A. Tanggung jawab
Tanggung
jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya. Apabila dikaji,
tanggungjawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi
sebagai akibat dari pebuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari
perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian pada pihak lain. Kewajiban atau
beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain
dengan keseimbangan, keserasian keselarasan antara sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan
Tuhan selalu dipelihara dengan baik.
Macam-macam
Tanggungjawab :
- Tanggungjawab terhadap diri sendiri
- Tanggungjawab terhadap Keluarga
- Tanggungjawab terhadap masyarakat
- Tanggungjawab terhadap bangsa /
negara
- Tanggungjawab terhadap Tuhan
B. Pengabdian dan
Pengorbanan
Wujud
tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari
semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengorbanan
berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga
pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian
pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhalasan yangtidak mengandung
pamrih.
Dapatkan
seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya tergantung dari 3 faktor; pertama
faktor manusia yang memiliki cita-cita, kedua kondisi yang dihadapi selama
mencapai apa yang dicita-citakannya dan ketiga seberapa tinggikah cita-cita
yang hendak dicapai. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan
pengorbanan lebih banyak menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa
pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan,
tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Studi Kasus

Studi Kasus
JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya anak jalanan di Jakarta karena pemerintah membiarkan terjadinya arus urbanisasi. "Penyebab banyaknya anak jalanan di Kota Jakarta akibat kurangnya upaya pemerintah mencegah urbanisasi," kata Direktur Eksekutif Yayasan ISCO (Indonesian Street Chlidren Organization) Ramida Siringoringo di Jakarta, Sabtu (11/7).
Urbanisasi yang berlangsung sejak lama di Kota Jakarta, lanjut dia, terjadi akibat banyak masyarakat pedesaan yang tergiur bekerja di ibukota karena menganggap Jakarta sebagai tempat yang baik untuk mengadu nasib."Banyak masyarakat di pedesaan yang menjual lahan pertanian kemudian mengadu nasib ke ibukota. Namun, setelah sampai di Jakarta mereka akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa sehingga menjadi bagian dari penduduk miskin. Kondisi itu diperparah karena pemerintah tidak mau mengurusi," ujar Direktur Eksekutif Yayasan ISCO, yayasan yang banyak membantu dana pendidikan bagi anak jalanan,.
Salah satu upaya mencegah terjadinya urbanisasi ke kota Jakarta menurut Ramida Siringoringo yakni pemerintah harus membuka lapangan kerja seluas-luasnya di pedesaan. "Jika lapangan pekerjaan ada di daerah mereka, tidak mungkin masyarakat dari pedesaan berlomba-lomba mengadu nasib ke Jakarta," ujar Direktur Eksekutif Yayasan ISCO tersebut
Berdasarkan data Badan Pusat Stistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia mengalami peningkatan pada 2008 yakni mencapai 41, 2 juta jiwa. "Selain akibat arus urbanisasi, meningkatnya angka kemiskinan juga disebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok dan tidak stabilnya perekonomian dunia yang berimbas pada meningkatnya kemiskinan di Indonesia," katanya.
"Ironisnya, dampak kemiskinan orang tua mereka dirasakan oleh sebagian besar anak sehingga banyak di antara mereka hidup dan tumbuh keras di jalanan tanpa merasakan sentuhan pendidikan sebagai fundamental dasar dalam meraih cita-cita mereka kelak," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Pendiri Yayasan ISCO, Josef Fuchs mengungkapkan, ISCO menargetkan akan membantu 200.000 anak kurang beruntung untuk ikut mengenyam pendidikan seperti anak lainnya.
"Setelah membantu 2000 anak selama 10 tahun ini, kami akan lebih banyak lagi memberikan bantuan pendidikan dan kesehatan kepada anak-anak kurang beruntung di Indonesia untuk dapat mewujudkan cita-cita mereka," kata Josef Fuchs.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar